Senin, 27 Juni 2011

Jodoh untuk ibu



"Ibu ini malu sama tetangga kalau harus menikah lagi, udah tua gini, udah gak cantik lagi, lagipula ibu masih sanggup biayain kamu," gerutu ibu ketika aku mencoba membicarakan perjodohan ibu dengan pak haji Rahmat duda beranak satu . Bukan, bukan soal biaya yang ku risaukan Bu, aku hanya khawatir Ibu akan kesepian jika nantinya aku melanjutkan kuliah di Ibu kota. Sedangkan Mba Laras kini sudah ikut suaminya yang bertugas di Aceh, sudah kupastikan Ibu pasti akan kesepian disini, ucapku dalam hati
"Kamu itu aneh, lah wong biasanya orangtua ngasih jodoh buat anaknya, kamu malah ngasih jodoh buat ibu,"
"Aku khawatir ibu kesepian, pak haji Rahmat itu orang baik, rajin ibadah….."
"dan kamu pengin bersodara sama Linda, sahabat kamu yang orang kaya itu kan?" ujar ibu memotong kata-kataku.
Jujur aku dan Linda memang berencana menjodohkan orangtua kami. Ayah Linda yang menduda sejak lima tahun yang lalu karena istrinya meninggal karena kecelakaan sudah sering-kali mengungkapkan keinginannya untuk menikah lagi. Tapi Linda sudah terlanjur sayang pada ibuku yang juga sudah lama menjanda. Dari situ lah Linda merekomendasikan Ibuku pada ayahnya, dan aku disini membujuk ibu untuk mau menerima tawaran dari pak haji Rahmat.
"Pokoknya Ibu, gak mau menikah, Ibu masih trauma sama kejadian waktu itu, Bapak pergi dari rumah dengan membawa semua uang simpanan milik ibu, dan meninggalkan kita bertiga begitu saja," matanya mulai berkaca-kaca. Aku tak tega melihat ibu menangis, cukup sudah penderitaan yang ia rasakan sejak kepergian bapak.
Kudekati ibu yang duduk didepanku, kupeluk tubuhnya.
Sepertinya butuh waktu untuk meluluhkan hati ibu.
***
Suhu tubuh Ibu naik sejak pak Haji Rahmat datang ke rumaku bersama Linda dan mengatakan keinginannya untuk meminang Ibu. Sungguh ini diluar skenario yang aku dan Linda rencanakan. Seharusnya Pak Haji Rahmat akan datang ke rumahku ketika sudah ada aba-aba dariku. Aku sendiri saja belum berhasil melunakkan hati Ibu yang masih trauma atas perilaku Bapak, eh Linda malah sudah mengajak ayahnya ke rumahku, dan sudah kupastikan Ibu marah besar padaku.
Ibu hanya bilang bahwa ia butuh waktu untuk berfikir, Linda dan Ayahnya bisa menerima itu, dan mereka langsung pulang setelah dirasakan hari semakin gelap.
Setelah kepulangan Linda dan Ayahnya, Ibu berdiam diri saja di kamar, dan keesokan paginya ku temui Ibu yang sudah terbaring lemas dengan suhu tubuh yang sangat tinggi.
Ibu menolak ketika aku mengajaknya pergi ke dokter. Ya sudah aku belikan saja obat dan ku kompres keningnya.
Ibu tak bisa jualan hari ini, tapi untungnya uang kiriman Mba Laras masih cukup untuk membeli obat dan untuk keperluan lainnya selama Ibu sakit, aku yang masih menunggu hasil SNMPTN pun tak ada kegiatan lain jadi bisa terus merawat ibu sampai keadaannya membaik.
***
"Ayu, ibu tak mau menikah lagi," ucap Ibu lirih ketika aku menyuapinya makan malam.
"Iya Bu, aku akan membatalkan perjodohan ini asal Ibu sembuh, bagiku tak  apa Ibu tak menikah lagi asal aku masih bisa melihat senyum Ibu seperti dulu."

478 kata
diikutkan dalam lomba flash fiction

Syukur


                                                                                                 Dari surat ‘Abasa
Tetesan embun di pagi hari
Begitu lembut membelai bumi
Hangatnya cahaya mentari
Seakan mendekan seluruh raga ini
            Sungguh indah pagi ini
            Sungguh besar nikmat Ilahhy
            Yang diberikan kepada semua makhluk di bumi
Ada hikmah yang terpendam
Yang wajib kita temukan
Agar hati kian sejuk dengan Iman
            Malukah kita?
            Berbangga atas apa yang kita miliki
            Padahal sejatinya itu pemberian Ilahy
Mestinya diri ini penuh syukur
Atas nikmat yang diberikan
Jangan sampai diri ini tersungkur
Dalam kubangan kesombongan yang penuh kenistaan

Rayuan Syeitan


                                                                                         Dari surat an-naas
Ketika mentari menyinari bumi
Itulah tanda berawalnya hari
Manusia wajib berhati-hati
Karena tak terasa dosa kan mengampiri
Sebab  syeitan terus mengikuti
Kemana berjalan langkah kaki ini
Bisikannya sungguh menggoda
Rayuannya sungguh mempesona
Menyihir siapapun yang mendengarnya
Tapi menyesatkan siapa saja yang menghampirinya
Syetan mencari teman
Tuk menemani dirinya
Yang kekal di neraka jahanam
dimana api sebagai penghias utamanya
            ia tak pandang bulu
            siapapun bisa tertipu
            dengan bujukan yang penuh rayu
Berlindunglah wahai manusia
Kepada Allah Tuhan semesta
Dialah yang Maha Kuasa
Yang menguasai alam semesta
            Jangan ragu padanya
            Karena dialah raja manusia
            Maha sempurna diatas segalanya
Berlindunglah wahai manusia
Kepada Allah yang Maha Esa
Dari segala bisikan syeitan yang hina
Yang merasuk dada setiap manusia
            Tetes darah yang mengalir di tubuh
            Diisi oleh syeitan yang menipu
Namun, Jika kita berlindung padanya
Maka semua itu akan sirna
Jika iman tetapi dihati
Niscaya hati menjadi suci
Tak tergoda oleh bisikan syeitan yang penuh dengki.

Hidayah dari Sepasang Mata


30 Agustus 2010
            Ini hari pertama ku kuliah
            Aku bukan lagi anak SMA dengan seragam putih abu, tapi kini aku adalah seorang mahasiswi.Sedikit bangga memang, karena sudah lama ku nantikan sebagai anak kuliah.
            Tapi sepertinya, kuliah pertama ku akan terlambat sampai di kampus, karena jarum jam di tanganku sudah menunjukan pukul 07.15. Memang tak butuh waktu lama untuk tiba di kampus, ya hanya butuh waktu 45 menit. Tetapi ini Jakarta, kendaraan sudah terlalu banyak dan memenuhi jalanan ibu kota, ya jika dihitung macet seperti ini, sekiranya butuh waktu kurang lebih 1 jam.
            Aku berjalan sedikit tergesa-gesa menuju terminal bus Kampung Melayu. Ya tak perlu naik angkot untuk tiba disana, karena memang rumahku bisa dibilang dekat dengan terminal.
            "Pulogadung…Pulogadung" bagitulah teriakan sang kenek metromini berusaha menarik penumpang sebanyak-banyaknya ya tentu saja unuk mendapatkan penghasilan yang banyak pula. Begitulah kerasnya Jakarta hingga setiap orang rasanya berjuang dan bergelut dengan hiruk pikuk Jakarta demi mendapatkan rupiah.
            Aku segera menaiki metromini yang akan membawaku segera menuju kampus. Untung saja tak perlu menunggu lama, karena metromini segera melaju menuju pulogadung. Hanya sebentar kurasakan metromini berjalan dengan mulus membelah jalan Ibu Kota, kini ia terdiam dalam kemacetan, walau beberapa kali berusaha mencoba mencari celah kosong di tengah kemacetan agar bias tetap melaju.
            Ada yang lebih menarik perhatianku dibanding kemacetan ini. Kenek metromini yang tadi berusaha keras menarrik penumpang sebanyak-banyaknya. Aku tak sengaja melihat kedua kakinya diantara kaki penumpang lain yang berdiri. Masya Allah kakinya besar sekali dan membiru.
            Entah penyakit apa yang sebenarnya sedang dideritanya, aku tak terlalu mengerti ilmu kesehatan, tapi yang aku tahu bahwa penyakit cirri-ciri kaki yang membesar yaitu penyakit kaki gajah. Semakin ku perhatikan kakinya semakin aku merasa simpati padanya.
            Tanpa sadar mataku pun selalu memperhatikan pria yang kutaksirkan umurnya sekitar 30 tahunan. Terselip perasaan simpati dan dari dia lah kiranya aku bias belajar banyak hal. Salah satunya, aku bisa belajar dari kegigihannya yang terus bekerja demi mendapatkan rupiah dengan ditopang kedua kakinya yang membesar dan membiru.
            Sesekali kulihat raut wajahnya merintih kesakitan. Entah rasa sakit seperti apa yang kini dirasakannya. Yang jelas, aku bisa mengambil pelajaran darinya. Terimakasih abang kenek mtromini.

30 Agustus 2010
            Sial….. sial….
            Hari ini aku tak seberuntung kemarin-kemarin. Sepertinya gara-gara ada gadis berjilbab biru tadi sehingga aku tidak berhasil menggasak satu dompetpun. Matanya selalu tertuju padaku. Entah apa yang diiperhatikannya dariku tapi aku tetap merasa tidak nyaman diperhatikan seperti itu juga tak bisa dengan leluasa melaksanakan "pekerjaan sampingan"ku.
            Apa jadinya jika aku berhasil mengambil sebuah dompet, tetapi ada sepasang mata yang mengetahui perbuatanku. Bisa-bisa aku menjadi sasaran pukulan empuk massa atas apa yang aku lakukan.
            Tapi entah mengapa, pandangan matanya begitu teduh, hingga aku merasa diriku penuh dosa atas apa yang telah ku perbuat. Aku merasa penyakit yang ku derita saat ini merupakan sebuahteguran dari Allah swt atas perbuatan dosa yang pernah aku lakukan.
            Ya Rabb….Setiap kali kulihat matanya, aku semakin tak kuasa dan semakin merasa berdosa. Apa yang terjadi pada diriku? Apa ini hidayah Mu? Agar aku kembali pada jalan yang dirihoi Mu, agar aku tak kembali mengulang perbuatan yang berujung dosa . Jika memang benar Ampuni aku ya Rabb…
            Terimakasih gadis berjilbab biru, kau memberiku banyak pelajaran hari ini.

Valentine Vina



Vina mengeluarkan belanjaan yang berupa coklat batangan, ikan tuna, sayuran serta buku panduan memasak yang baru saja dibelinya.
"Semoga Mas Rian suka menu makan siang yang aku buat di hari kasih sayang ini," ujarnya sekali lagi.
Vina mencoba membuat masakan special di hari valentine ini untuk mengungkapkan rasa cintanya yang begitu dalam pada suaminya. Tak lupa ia juga membuat sendiri cokelat yang akan ia berikan juga sebagai lambang cintanya itu.
            Berpedoman buku resep masakan Vina memulai memadukan bumbu masakan sesuai yang 'perintah' dalam buku resep.
            Vina 'bertarung' kurang lebih satu jam dengan bumbu masakan beserta bahan-bahannya demi membuat masakan special di hari kasih sayang untuk suami tercinta, akhirnya pertarungan kini usai sudah. Ia beralih untuk segera membuat cokelat yang juga berpedoman pada buku resep, maklum saja Vina tak begitu pandai memasak, jadi ia harus betul-betul memperhatikan resep jika tak ingin masakannya menghancurkan acara valentine bersama suaminya.
"Tililit tililit…" suara handphone Vina berbunyi. Vina bergegas menuju sumber suara hanphone yang berada di atas meja makan yang tak jauh dari kompor tempat ia sedang melelehkan cokelat batangan.
"Assalamualaikum Vin, ikut pengajian di masjid kita yuu, tema yang dibahas bagus loh, membahas fakta dibalik valentine," ajak Riana teman karibnya yang kini terlihat lebih 'alim' dan suka ikut acara pengajian dan semacamnya.
"Mmm gimana ya, aku lagi masak buat ngerayain Valentine pertama sama suamiku, dulu-dulu kan statusnya masih pacaran, beda rasanya kalo udah nikah,maaf ya,"
"Yah…sayang banget, padahal nanti kamu tau alasan lebih dalam kenapa aku sering bawel kalo kamu ngerayain valentine. Wassalamualaikum," ucap Riana di ujung telepon dan Vina segera menutupnya tanpa mengucapkan salam karena ia menyadari bahwa langit di luar sana sudah menumpahkan sebagian hujannya ke bumi.
Bergegas Vina mengangkat pakaian yang tadi pagi dijemurnya, segera kambali masuk kedalam rumah setelah semua pakaian telah diselamatkan.
"Aduh makanannya belum di amankan nii, bisa-bisa ada kucing masuk lagi!!!" ujarnya panik ketika ia ingat belum mengamankan masakannya, karena memang kucing seringkali masuk ke dalam rumah dan mencuri beberapa makanan yang ada di meja makan jika dibiarkan tanpa ditutup tudung saji.
            Dan benar saja Vina kalah cepat dengan kucing yang kini tengah berlari ke teras rumah dengan membawa ikan yang sudah dimasaknya dengan penuh cinta. Parahnya lagi, rupanya tadi ia lupa mematikan kompor, jadi tentu saja cokelat batangan yang hendak diolah pun gagal untuk diteruskan.
            "Loh koq berantakan?" tanya mas Rian yang kini sudah tiba diruang makan, ternyata jam sudah menunjukan pukul 12.30, waktu istirahat mas Rian yang selalu dihabiskan dengan makan siang dirumah.
            "Valentinenya gagal deh,"
            "Kita ga usah ngerayain valentine lagi yah, aku dipinjami buku dari temanku nih, sebagai umat Islam kita diharamkan untuk mengikuti kebiasaan Yahudi yang ngerayain Valentine, nanti kamu baca yah," Ucap mas Rian sambil membelai kepala Vina dengan lembut.

-- 451 kata --
diikutkan  pada lomba FF bukan cinta ala valentine day


hilangnya kebiasaan bermain permainan tradisional pada anak-anak


                Jika saya menyebutkan kata bermain, apa yang muncul dalam benak     anda?  Lalu pernahkan anda memikirkan apa yang ada dalam benak anak-   anak zaman sekarang jika saya ucapkan kata bermain.
Sesuatu yang muncul dalam benak orang dewasa jika mendengar kata bermain pastinya berupa kenangan bermain yang indah ketika masa kecil bersama teman-teman sebaya.
                Lalu apa kiranya yang muncul pada anak-anak zaman sekarang jika mereka mendengar kata bermain. Hmn, sebagian besar mereka berfikir bagaimana caranya menambah chip pada game online mereka.
                Sungguh amat kontras jika dibandingkan dengan zaman dahulu saat kita masih kecil atau pada saat orangtua kita masih anak-anak. Perubahan yang terasa amat kontars itu berupa efek dari kemajuan ilmu dan teknologi.
                Anak-anak zaman sekarang lebih tertarik untuk bermain game online di warnet daripada berkumpul bersama teman sebaya di sebuah lapangan untuk sekedar bermain petak umpet, atau galasin.Terbukti 8 anak dari 10 anak yang saya wawancarai menyatakan bahwa bermain game online lebih asik ketimbang bermain petak umpet dan sejenisnya.
                Alasan mereka pun bermacam-macam. Beberapa dari mereka takut bermain panas-panasan dilapangan dan beberapa lainnya takut di ejek ketinggalan zaman oleh teman-temannya jika ia tak bermain game online. Tapi 2 orang sisanya menyatakan bahwa ia dan sebagian kecil teman-temannya di sekolah masih memainkan permainan tradisional seperti bekel, galasin dan sejenisnya. Jadi sampai saat ini permainan tradisional belum punah seutuhnya, hanya saja makin langka di lingkungan anak-anak sampai           Ketidaktersedianya lapangan yang cukup besar pun menjadi hambatan bagi anak dalam bermain permainan tradisional seperti galasin tak jongkok dan sebagainya yang jelas-jelas membutuhkan lapangan sebagai fasilitas utama. Lapangan yang dulu biasa
                kita gunakan untuk bermain kini berubah menjadi          pemukiman penduduk bahkan yang lebih mengiris hati lagi, tempat itu kini sudah beralih fungsi menjadi temapt pembuangan sampah
                Padahal secara tak kita sadari, ada manfaat yang tersimpan dibalik semua permainan tradisional yang kini telah mulai ditinggalkan.
                 Anak-anak usia 5-12 tahun memang sangat membutuhkan kegiatan bermain, tentunya   bermain dalam konteks ini masih berada dalam batasan wajar, tidak terlalu berlebihan.     Karena kegiatan bermain itu sendiri memberikan manfaat pada individu anak, dalam kegiatan bermain anak dapat menjalin sosialisasi dengan teman-temannya, membangun kerjasama, mengeksplorasi kemampuan mereka dan lain sebagainya. Sedangkan makna yang terkandung dalam permainan tradisional diantaranya :
Ø  Melatih interaksi social pada diri anak, karena dalam permainan tradisional dibutuhkan minimal 2 orang untuk memainkannya, disinilah terjadi interaksi social anak dengan teman sebayanya. Sebuah interaksi yang tidak mungkin didapatkan anak ketika dirinya bermain game online. Karena game online lebih bersifat individualistic.
Ø  dapat memberikan pelatihan seara tidak langsung kepada si anak dalam menyusun strategi untuk menang, setiap anak memiliki keunikan tersendiri untuk menghasilkan strategi, oleh karenanya  kreativitas anak akan terus tergali.
Ø  Dapat meningkatkan imajinasi anak dalam menciptakan peralatan permainan tradisional, karena peralatan yang dibutuhkan berupa pemanfaatan dari lingkungan yang sudah tersedia. Anak dapat berimajinasi dalam menciptakan mobl-mobilan dari kulit jeruk bali, atau memanfaatkan bamboo untuk bermain egrang dan lain sebagainya.
Semua manfaat yang diperoleh dari permainan tradisional tentunya akan membawa dampak positif bagi perkembangan anak di masa depannya.
                Terkadang malah banyak dari orangtua yang notabene sibuk bekerja lebih memilih menyediakan fasilitas internet tanpa pengawasan atau sekedar fasilitas playstasion dibanding memperkenalkan permainan tradisional pada diri anak. Atau tak jarang orangtua yang terlalu khawatir jika anaknya bermain panas-panasan atau kotor-kotoran, sehingga mereka berfikir lebih aman jika menyediakan fasilitas bermain elektronik untuk anak mereka.
                Keadaan serupa pun dialami oleh Negara lainnya  kemajuan teknologi membuat anak semakin jauh. dengan permainan tradisional, permainan tradisional dianggap kuno tak modern, membuat lelah dan lain sebagainya.
                Padahal Indonesia memiliki keragaman permainan tradisonal yang cukup unik diantaranya congklak, gundu, galasin, bekel, benteng, tak umpet, tak jongkok. Dan ada beberapa kemiripan antara permainan tradisional Indonesia dengan Negara lainnya seperti permainan hulahop yang ternyata berasal dari mesir dan sejak 3000 tahun yang lalu, anak-anak di zaman mesir kuno telah memainkan hulahop. Begitu juga dengan congklak yang pernah popular di Malaysia dengan nama Congkak sedangkan dalam masyarakat Inggris congklak dikenal dengan nama Mancala. Permainan tradisonal di Amerika serikat, Afrika, Belanda, India, Jepang, Singapura juga mempunyai kemiripan dengan permainan tradisonal Indonesia antara lain congklak, gasing, sondah mandah dan lain sebagainya.
                Lebih ahsan jika disela-sela waktu senggang, orangtua memperkenalkan sedikit demi sedikit permainan tradisonal. Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga yang sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya hendaknya mengajak anak perempuannya bermain bekel atau congklak. Atau jika hari libur tiba, sang kepala keluarga mengajak anggota keluarganya untuk bermain galasin atu benteng-bentengan dihalaman rumah.
                Dalam ruang lingkup yang lebih besar, lembaga kemasyarakatan memegang peran penting terhadap keberlangsungan kebudayaan permainan tradisional ini, mengapa? Karena lembaga kemasyarakatan dapat menunjukan sikap peduli terhadap hal ini dengan cara disediakannya lapangan bermain  bagi anak-anak, atau menyelenggarakan perlombaan permainan tradisional yang tidak hanya dilakukan pada 17 Agustus saja, melainkan sesering mungkin agar menumbuhkan minat anak untuk bermain permainan tradisional.

Mempertahankan semangat menulis



Ø  Sesibuk apapun jadwal kita sempatkanlah menulis
Ø  Jika menemukan ide menulis, harus langsung dicatat or ditulis  karena ia akan mudah menghilang jika kita menunda tuk menulisnya.
Ø  Berkaca pada orang yang lebih sukses dari kita agar  motivasi kita terus tercambuk oleh kesuksesan mereka
Ø  Jadikan menulis sebagai rutinitas, lebih baik sedikit namun terus menerus, daripada menulis banyak namun hanya sekali
Ø  Jadikan keadaan sekitar kita sebagai inspirasi menulis, tentu akan banyak tema yang dihadirkan ketika kita menjadikan kedaan sekita sebagai inspirasi menulis
Ø  Postive thingking bahwa kita mampu menulis
Bismillah semoga kesemangatan menulis tetap mengiringi langkah kita.

Hikmah berpositive thingking dari sepasang sepatu

   Sepasang sepatu milik nyonya Brenda selalu mengeluh. Keluhannya pun bermacam macam. Mulai dari kesakitan ketika dipakai oleh pemiliknya, mengeluh karena harus menahan bau yang keluar dari kaus kaki yang dipakai pemiliknya, atau ketika sepasang sepatu tersebut disikat utnuk dibersihkan oleh pemiliknya.
    Seakan hidupnya tak pernah berhenti dari keluhan. Merasa paling sengsara karena dirinya hanya sepasang sepatu, bukan menjadi raja yang tak perlu merasakan penderitaan sebagai sepasang sepatu.
    Padahal, mengeluh bukan jalan menyelesaikan masalah. Mengeluh hanya akan memperburuk keadaan. Pasti ada hikmah yang terpendam dari berbagai kejadian yang kita alami. Temukan hikmah itu dengan positive thingking, karena seberat apapun masalah itu akan mudah kita atasi jika kita berpositive thingking, dengan begitu kita akan mudah menemukan jalan keluar.
Semuanya mudah jika kita berfikir itu mudah, semua akan terasa sulit jika kita berfikir itu sulit. So berpositive thingking lah.

Bersyukur karena rezeki mu tak mungkin tertukar

 
            Merasa paling sengsara?
            Janganlah seperti itu sobat karena sesungguhnya rezekimu tak mungkin tertukar satu sama lain?Allah bahkan telah menetapkan rezeki seseorang sejak ia berada dalam kandungan.
            Jadi meratapi kesengsaraan bukanlah jalan keluar dari segala permasalahan karena Allah tak tak merubah nasib seseorang kecuali orang tersebut berusaha tuk merubahnya.
            Lalu apa yang harus kita lakukan?
            Bersyukurlah, karena kau tak kan rugi sedikitpun jika bersyukur, Allah akan menambah nikmat seseorang jika ia bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya.
            Bagaimana bisa bersyukur jika rezeki hari ini tak mencukupi tuk membeli kebutuhan kita?
            Ingatlah kawan. Kita harus tinjau ulang mana kebutuhan mana keinginan, yang kau maksud mungkin sebuah keinginan karena kebutuhanmu sengguhnya telah dipenuhi oleh Allah saw.
            Misalnya kau berkeinginan memiliki sebuah mobil,tetapi tak kunjung jua kau memiliki  uang tuk membelinya. Allah maha mengetahui keadaan hambanya, mungkin saja kau belum layak mendapatkan mobil itu, atau mungkin Allah tak ingin kau menggunakan mobilmu untuk kemaksiatan maka Allah tak menginzinkanmu memiliki sebuah mobil. Terus bersyukur dengan kenikmatan yang saat ini kamu peroleh, lihat ke bawah agar kamu semakin bersyukur. Tetap berusaha agar Allah menganggap dirimu layak mendapatkannya.
            Atau kau kini belum mendapatkan ilmu tentang kesabaran, oleh karenanya Allah menginginkan dirimu memperoleh kesabaran atasa ujian yang menimpa dirimu.
            Terus berpositif thingking karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya…
            Terus bersyukur karena Allah akan menambahkan nikmat bagi orang-orang yang bersyukur kepadanya.

Minggu, 26 Juni 2011

memulai menulis

Menulis bisa menjadi jalan dakwah bagi seseorang untuk mengingatkan saudaranya. Namun kesemangatan memulai itu yang sulit bagiku. Tugas yang menumpuk pun menjadi salah satu factor yang membuat diri ini makin enggan memulai tuk menulis. Ditambah sedikit pesimis jika tulisan kita kurang berkenan di hati pembaca dan melahirkan berbagai kontroversi serta krititak pedas, sepedas cabe rawit. Hmn…sepertinya aku sudah amat jauh berfikir.
Harus segera ku buang jauh perasaan negative itu. Memulai tuk membangun bangunan bernama positive thingking, tak mudah memang, karena hawa nafsu mudah sekali menggoyahkan pertahanan positive thingking itu..
Hmn Jadi mulailah menulis….
Mulailah percaya diri dengan apa yang kau tulis…
Mulailah terbang menembus awan bersama segenap pemikiran yang kau tuangkan dalam tulisan…
Semangat !!!

_SURAT CINTA UNTUK BUNDA



Bunda,
Masih terlalu kecil diriku saat kau meninggalkanku, usiaku saat itu belum genap sepuluh tahun. Pada waktu itu aku merasakan ketakukan yang luar biasa, ketakutan menjadi dewasa tanpa dirimu. Ketakukan menjalani hidup tanpa iringan doa darimu, karena ku tahu sekeping doa darimu, bisa menjadikanku lebih ringan dalam melangkah.

Bunda tahukah dirimu,  setiap kali hari pengambilan raport tiba, ada perasaan yang sulit kugambarkan. Hampa karena kau tak bisa melihat prestasi yang telah ku raih, karena ku tak lagi mendengar pujian dan motivasi-motivasi dari bibirmu.

Kini, genap sepuluh tahun sudah kepergian dirimu. Berjuta rindu yang sulit ku ungkapkan. Binar matamu tiap kali mendengar keluh kesahku tak dapat lagi kutemui. Masa remaja yang kulalui  tetap terasa hampa tanpa dirimu di sisiku. Sungguh aku rindu nasihat itu, aku rindu tatapan kasih sayangmu, aku rindu semua.
Hanya doa dan fatihah yang dapat mengantarkan rasa cinta dan rinduku pada dirimu
LOVE U BUNDA

Disaat Dakwah Tak Berjalan Indah


"Perjuangan memang tak semulus yang kita bayangkan, sayang. Pasti ada kerikil-kerikil yang akan menghiasi perjalanan dakwah kita," ucap Bunda lembut.  bunda memang selalu bisa membuat Dina kembali bersemangat, meluruskan kembali niat yang ia untuk terus berjuang menyampaikan ilmu yang ia miliki walau hanya satu ayat.
            Kerikil-kerikil itu memang kini sedang mewarnai perjuangan dakwah Dina. Beberapa adik binaannya kini tak lagi hadir dalam kegiatan mentoring yang sudah sejak enam bulan lalu dilakoninya.
            Adik binaan Dina memang merupakan siswi terbaik dari sekolah mereka dan  mereka kini mendapatkan beasiswa pendidikan dari pihak sekolah selama enam bulan. Tetapi pihak sekolah memberikan syarat kepada penerima beasiswa untuk mengikuti kegiatan mentoring. Jadilah Dina yang merupakan alumni sekolah tersebut di amanahkan oleh kepala sekolah untuk membimbing siswi terbaiknya.
            Selama ini dirinya memang tidak menemui kesulitan dalam membimbing mereka. Mereka selalu hadir dalam kegiatan rutin tersebut. Tapi setelah libur semester ganjil satu-persatu dari mereka mulai menghilang, absen dari mentoring tanpa alasan yang jelas.
Ya sudah tiga pekan ini Mutia tidak hadir dalam mentoring tanpa alasan yang jelas, kali ini Sri juga ikut-ikutan membolos seperti Mutia, ketika Dina mencoba menanyakan hal ini pada Endah yang merupakan sahabat karib mereka berdua, ia diam tak bergeming. Ada apa ini?. Bahkan tiap kali  Dina mencoba menanyakannya via telefon, selalu tak diangkap, sms pun tak dibalas.
Perjuangan menyebarkan kebaikan di jalan allah memang butuh kesabaran dalam menghadapinya. Bayangkan mentee yang awalnya berjumlah sepuluh orang kini semakin pecan kian menyusut jumlahnya bahkan sampai saat ini hanya tinggal 3 orang yang tersisa.  Kemana sisanya?.
***
"Itu namanya suudzon Dina," ucap Bunda ketika Dina mencoba menceritakan apa yang terjadi dalam kegiatan mentoring yang ia bina. Tujuh dari sepuluh orang menteenya terserang Muntaber  yakni mundur tanpa berita.
            "Suudzon bagaimana Bunda, wong jelas-jelas Sri dan Mutia engga ikut mentoring tanpa alasan. Minggu berikutnya Tia dan Resti juga ikut hilang tanpa berita, eh hari ini Nining, Mawarni, dan Tyas juga ikut jejak mereka yang gak hadir. Kalau begini terus adik binaan Dina bisa habis Bunda," ujarnya kesal sambil mengambil tahu isi buatan bunda dan memasukannya dalam mulut.
            "Kamu kan belum cek dan belum liat dengan mata kepala kamu apa benar mereka sengaja gak ikut mentoring, atau memang ada sesuatu yang mendadak yang tidak bisa ditinggalkan tetapi belum sempat memberitahu kamu apa alasnnya, jangan selalu memelihara suudzon sayang, kalau memang kamu belum bisa membuktikan kebenarannya," seru bunda sesekali matanya menatap Dina seolah memberikan keyakinan dan kekuatan pada dirinya, tetapi tangan lincah milik Bunda tak lepas dari sodet dan penggorengan.
            Maafkan aku Bunda telah mengganggumu memasak, bisik Dina pelan, bahkan terdengar hanya seperti gurauan yang ditujukan pada dirinya sendiri. Tetapi tangan Dina langsung meraih  sodet yang dipegang Bunda dan membiarkan Bunda beristirahat sambil menonton televisi, sedangkan dirinya kini mengambil alih pekerjaan memasak dari Bundanya.
Dina sengaja melakukannya, memberikan kesempatan Bunda untuk istirahat sedangkan ia mencoba mendinginkan kepalanya dengan membantu Bunda menggoreng tahu isi. Ia mencoba membawa dirinya pada suasana menyenangkan karena ia sedari dari terlalu serius memikirkan mentee yang absen mentoring.
            "Tapi awas jangan melamun," ujar Bunda yang sedikit mengkhawatirkan Dina .Bunda khawatir Dina masih memikirkan kerikil-kerikil kecil yang mengganggu perjalanan dakwahnya.
            "Siip Bunda,"
***
Malamnya Dina berusaha mencerna kata-kata bunda, bahwa dirinya jangan tergesa-gesa dalam memberikan dugaan yang belum terbukti kebenarannya. Ia harus segera mencari tahu apa yang menjadi alasan mentee-menteenya yang absen dalam mentoring.
            Ternyata belakangan ia baru tahu dari Kepala Sekolah bahwa beasiswa yang mereka terima kini sudah dihentikan, dan bergilir kepada siswi yang lain. Hmn rupanya hal itu penyebabnya, hati Dina mulai menduga-duga. Ups tak sadar dirinya suha mulai berprasangka buruk lagi pada mentee nya.
            Penyelidikan belum berakhir, Dina belum bisa menemukan apa yang menjadi alasan pasti mengapa mentee nya absen mentoring.
Hari ini Dina memang tak ada jadwal kuliah, ia sengaja menyempatkan diri menunggu kepulangan mentee nya yang sudah beberapa pekan ini tak hadir dalam mentoring. Ia hanya ingin mengetahui apa yang menjadi alasan mereka yang absen dalam kegiatan mentoring beberapa pekan terakhir. Ia akan berusaha menjadikan mentee nya tetap istiqomah berada di jalan Allah.
            Tak menunggu lama, bel tanda jam pelajaran telah usai pun bordering. Dirinya siap mencari wajah-wajah mentee yang tak asing lagi.Berhasil, ia berhasil menemui empat mentee dari tujuh mentee yang dicarinya. Dengan hati-hati Ia mencoba menanyakan alasan mengapa mereka tak hadir lagi dalam mentoring.
            "Beasiswa yang kita terima sudah dihentikan kak, jadi apa gunanya kita ikut mentoring, toh kalaupun kita ikut mentoring, kita gak kan dapet beasiswa lagi kan?"
ucap Mawarni mewakili isi pikiran ketiga temannya ketika Dina mencoba mengajak mereka agar ikut mentoring seperti dulu lagi.
            Terjawab sudah dugaan-dugaan negative yang selama ini berputar dalam pikiran Dina.
            Ada segores luka yang amat perih yang dirasakan Dina dalam jiwanya saat mereka melontarkan alasannya. Tak cukupkah Dina selama ini memberikan pemahaman ajaran Allah pada mereka hingga kini mereka mampu berkata demikian?
            Ya Allah kuatkan aku. Bisik Dina pada hati kecilnya mencoba memberikan kekuatan pada dirinya sendiri.
            "Udah ya kak, kita masih banyak urusan ni, daah kak Dina," ucap mereka yang masih bisa dibalas Dina dengan senyuman paling manisnya yang diiringi ribuan doa untuk diri mereka agar mereka bisa kembali mengkuti mentoring dan tetap istiqomah dalam jalan penuh cahaya yang dipenuhi oleh ridho Allah swt.
***
            Tiga orang baginya bukan halangan untuk terus menebar kebaikan, tapi tentu saja doa-doa masih terus dipanjatkan Dina pada mentee yang kini sudah tidak mau mengikuti kegiatan mentoring.
            Sunggu ada sebersit kerinduan di hati Dina pada mereka. Rindu karena hati yang terikat dalam ikatan suci bernama ukhuwah. Rindu pada gelak tawa yang terkadang mewarnai disela-sela materi. Entah terbalas oleh ketujuh mentee nya atau tidah tetapi hati Dina tetap merindu.
            Bukan hanya doa yang  dilakukan Dina agar mentee nya kembali ikut kegiatan yang dulu rutin mereka lakoni. Bicara dari hati ke hati pun tak jarang ia lakukan meski dirinya harus meluangkan waktu lebih untuk ketujuh mentee yang mundur tanpa kabar. Ia tak rela jika seandainya mentee yang sudah sangat ia sayangi walau hanya bersama selama enam bulan itu berjalan dalam jalan yang tidak diridhoi sang Khalik, atau bersenang-senang di luar sana tanpa sedikit pun mengingat kenikmatan dari sang pencipta.
***
            Sepertinya sore ini Dina telat datang ke mushola sekolah tempat dimana ia membimbing tiga orang mentee yang sampai saat ini masih istiqomah menjalani mentoring bersama Dina. Tugas kuliah yang harus dikirim sore ini juga melalui via email membuat dirinya sedikit terlambat datang ke tempat mentoring. Walaupun sebelumnya ia sudah memberi kabar keterlambatannya melalui via sms pada ketiganya tetap saja ia merasa tak enak hati jika membuat mentee nya menunggu lama.
            Segera Dina meluncur bersama motornya ke tempat tujuan setelah dirinya selesai mengirim tugas. Sungguh Dina tak ingin membuat menteenya menunggu kehadirannya terlalu lama.
            "Assalamualaikum," ucap Dina ketika dirinya tiba di musholla, tetapi alangkah terkejutnya ia melihat ketujuh mentee yang terserang muntaber hadir kembali di musholla seperti dulu. Seluruh lelah yang ia rasakan sejak tadi pagi seakan sirna ketika melihat wajah-wajah yang selama ini ia rindukan.
            "Waalaikumussalam," jawab mereka serempak seraya mendekati Dina, memeluk erat tubuh Dina merasakan indahnya dekapan ukhuwah.
            "Terimakasih Kak, atas doa-doa yang kau panjatkan juga usaha yang kau lakukan hingga kini kami mendapat hidayah kembali dari Allah tuk mengikuti mentoring kembali bersama mu," bisik Mawarni lembut di telinga Dina. Ya lagi-lagi Mawarni yang mewakili suara teman-temannya.
            "Jalan dakwah masih panjang, mari kita kuatkan tali ukhuwah kita tuk terus melangkah bersama dalam jalan yang diridhoi Allah," ucap Dina sebelum memulai mentoringnya kali ini.

kursor