Judul :
Mencari Perempuan yang Hilang
Judul Asli :
al-Bahts’an Imra ah Mafqudah
Penulis : DR. Imam Zaki
Penerjemah : Dr.
Zuriyati
Penerbit Asli :
Markaz Ar-Rayah
Tahun terbit :
Cetakan pertama 2002
Penerbit terjemahan : Zikrul Hakim
ISBN : 978-979-063-590-6
Sang penerjemah novel ini begitu lugas memaparkan
isinya. Beliau berhasil menghembuskan ruh emosi jiwa yang dirasakan tokoh utama
kedalam jiwa pembacanya. Sehingga pembaca bisa ikut merasakan kesedihan,
kepedihan, kegeraman juga asmara yang tengah dirasakan oleh tokoh utama. Isi
novel ini begitu edukatif, dan mengandung banyak hikmah bagi siapa saja yang
membacanya. Dari novel kita belajar bagaimana harus bersikap dalam
mengungkapkan kebenaran meski orang tua kita berada di pihak yang salah dan
juga kita bisa belajar bagaimana seseorang itu harus mempunyai tekad juga
semangat yang membara dan terus berbuat kebajikan.
***
Novel ini mengisahkan lika liku
kehidupan DR. Sholeh Ahlam sebagai tokoh utama. Beliu seorang dokter
professional di rumah sakit Ibnu Nafis dan berteman karib dengan DR. Hanin dan
DR. Ahlam. Beliau tidak hanya professional, sosok DR. Sholeh merupakan sosok
yang semangat dan tanggungjawab. Semua
kenangan dirinya bersama sang pujaan hati DR. Ahlam Zahabi seakan muncul kembali
ke permukaan ketika Dr. sholeh bertemu dengan wanita yang mirip sekali dengan
sang belahan jiwa.
Kali
ini Sholeh sebenarnya sangat yakin bahwa yang ia temui betul-betul belahan
jiwanya yang hilang bertahun-tahun lamanya. Namun sungguh sayang, wanita itu
tidak mengenali DR. Sholeh. Ia kaget bukan main. Bumi bagaikan menghimpitnya
kini, tak tahu hendak berbuat apa, pandangannya kosong. Ia bagaikan memutar
rekaman kisah hidupnya di masa lalu, semua terekam jelas seakan tidak ada satu
bagian pun yang terlewat.
***
Subuh
itu, rumah sakit di gemparkan oleh kehadiran bayi yang ditemukan di masjid
sekitar rumah sakit. Diduga bayi merupakan hasil hubungan gelap. Dokter Sholeh
merasa bertanggungjawab atas hal ini, sehingga ia berusaha menyelidiki kasusnya
hingga tuntas. Ia ditemani dokter Hanin berkunjung ke kediaman Ustadz Said
Nasyif. Beliau adalah seorang wartawan senior yang telah merasakan asam garam
dunia kewartawanan dalam hidupnya. Mereka berharap ustadz Said dapat membantu
mempublikasikan pemberitaan penemuan bayi nan malang itu,mereka juga berharap
kelak sang ibu membaca berita tersebut dan akan datang dan merawatnya tumbuh
hingga dewasa.
Disamping itu, Paman Darwis sang juru
kopi terlezat di kantin rumah sakit pun ingin merawat bayi perempuan itu karena
memang sudah lama sekali beliau dan istrinya merindukan kehadiran gelak tawa sang
buah hati dirumah mereka.
***
Kisah cinta Sholeh dan Ahlam bermula
ketika Hanin bercerita padanya bahwa Ahlam menolak lamaran Hanin karena Ahlam
mencintai Sholeh. Awalnya sholeh mengelak hal itu karena Ahlam memang santun
kepada siapapun, namun perbincangan di sore itu semakin menegaskan cinta kasih
diantara mereka.
Hari itu mereka berbincang mengenai
hal pribadi, mengenai latar belakang keluarga masing-masing yang ternyata
keadaan nya sungguh berbeda bagaikan langit dan bumi. Dokter sholeh dibesarkan
dalam keluarga yang sederhana namun penuh cinta, bebeda dengan kehidupan dokter
Ahlam yang bisa dibilang cukup rumit. Dirinya berlimpah kemewahan namun tak
menemukan kebahagiaan.
Ayahnya Ahlam -Abdul Ghani Zahabi-
merupakan seorang yang licik yang mampu melakukan apapun demi keinginannya yang
tak berperikemanusiaan dan demi keberlangsungan hidupnya yang bergelimangan
harta. Bahkan Ahlam sangat tersiksa ketika mengetahui bukti kejahatan ayahnya,
ia tak tau hendak berbuat apa, sehingga ia berencana memendamnya rapat-rapat.
Namun selama apapun dirinya menyimpan rahasia, ia tak kuat juga dan
menceritakan hal ini kepada orang yang amat dikasihinya yaitu dokter Sholeh .
berharap ia dapat meringankan beban yang sedari dulu ia pikul sendiri.
***
Hari itu, nuraninyanya bagai ditarik magnet
dengan kekeuatan yang amat besar untuk mengunjungi bayi mungil itu di panti
asuhan. Disana Ia bertemu seorang suster yang merawat Bariah –nama bayi yang dibuang itu- Dia merawatnya dengan penuh kasih
sayang. Sholeh merasa suster muda bernama Nura itu pernah ia temui sebelumnya.
Setelah Dokter Sholeh kembali ke
rumah sakit, ia mencoba memutar kembali memorinya, ternyata Nura adalah wanita
yang mendatangi rumah sakit dengan tangan yang penuh luka sesaat setelah bayi itu
ditemukan. Gerak-geriknya saat itu sungguh mencurigakan. Sehingga saat ini pun
dokter Sholeh merasa Nura ada kaitannya dengan kasus bayi malang itu. Saat itu
juga ia kembali mengunjungi panti asuhan. Namun harapan yang tadi membumbung
tinggi ke angkasa, hilang sudah diterpa angin ribut setelah mengetahui bahwa
Nura telah mengambil cuti dari panti asuhan tersebut sesaat sebelum dokter
Sholeh meninggalkan panti tadi.
***
Disamping itu kisah cinta Sholeh dan
Ahlam semakin rumit ketika ia memberanikan diri menemui ayah Ahlam, sang diktator
paling kejam pada masanya. Ia terkena fitnah paling hina sepanjang sejarah
kehidupannya, ia terjebak oleh permainan licik dan kotor yang sudah
direncanakan oleh sang calon mertua. Ia dituduh berprilaku amoral terhadap
seoarng wanita di kantor Abdul Ghani. Hal ini tak lain dan tak bukan ia lakukan
demi menjauhkan putri sematang wayangnya dari pria yang dinilainya rendahan
seperti sholeh. Dokter Sholeh diberikan pilihan, jika ia tetap ingin
melanjutkan kisah asmaranya dengan Ahlam, maka ia harus melaksanakan proyek
penjualan makanan bayi kadaluarsa, jika ia tidak mau melakukannya, maka tabuh
gendering perang akan segera berbunyi saat itu juga.
Sholeh bimbang, ia dihadapkan pada
pilihan yang cukup sulit. Ia bagai terhempas ombak kegalauan di satu sisi ia
ingin membebaskan pujaan hatinya dari belenggu serigala itu. Namun disatu sisi
ia tak ingin nama baiknya tercemar dengan fitnah murahan tersebut. Setelah
sekian lama berfikir, ia memutuskan untuk menjauhi Ahlam. Sebetulnya ada sesak
yang meruak dalam dada mereka ketika Sholeh mengambil keputusan itu.
Esoknya Sholeh menerima kabar bahwa
Ahlam mengundurkan diri dari rumah sakit
dengan alasannya ia ingin mengembangkan
bakat melukisnya. Sholeh sebenarnya yakin bahwa alasan utamanya bukan itu.
Kekecewaan nya terhadap Sholeh lah yang menyebabkan Ahlam meninggalkan jubah
dokternya itu.
Fikiran
dokter Sholeh menjadi tak menentu sejak kepergian Ahlam. Mimpi-mimpi buruk
sering menghantuinya. Ia pun kini berusaha mengungkapkan kebusukan Abdul Ghani.
Cukup sulit memang karena tak banyak yang mempercayainya sebab Abdul Ghani
terlihat bersih di mata masyarakat.
***
Ahlam
menggelar pameran lukisan-lukisan terbaiknya. Dokter Sholeh pun turut menghadirinya
dan melihat senyum penuh luka dari wajah
yang sendu milik Ahlam. Di sana ia dipertemukan kembali oleh takdir dengan
Nura. Pada pertemuan itu Nura mempercayai kisahnya pada dokter Sholeh. Ia menceritakan
lika-liku kehidupannya yang penuh derita secara gamblang. Ternyata Ia juga ada
kaitannya dengan serigala licik bernama Abdul Ghani itu.
Namun belum selesai ia bercerita, ia
langsung histeris ketakukan setelah Sholeh berkomentar tentang Abdul Ghani.
Nura mengira Sholeh adalah bagian dari kelicikan Abdul Ghani. Nura segera
mengambil langkah seribu. Sholeh mengejarnya, namun ia tak berhasil
mengikutinya, karena larinya secepat kilat yang menyembar.
***
Kisah
dokter Sholeh tak berhenti sampai disitu. Pada suatu hari serombongan
polisi mendatanginya di rumah sakit dan
menangkapnya dengan tuduhan pembunuhan
terhadap Nura. Sekuat apapun ia mengelak,pihak kepolisian dan Jaksa tetap tidak
percaya. Karena bukti yang ditemukan di samping tubuh korban mengarah jelas
pada dirinya. namun beberapa saat kemudian Jaksa meminta dokter Sholeh untuk
menemaninya mengunjungi panti asuhan demi memperoleh keterangan dari tempat
Nura bekerja terakhir kali sehingga menemukan kejelasan duduk perkara yang
seungguhnya.
Akhirnya
mereka menemui ketua panti dan memperoleh keterangan mengenai kisah hidup nya
yang memilukan. Dokter Sholeh pun menjadi tahu bahwa kecurigaan nya terbukti
benar. Nura memang ibu dari bayi perempuan nan malang yang ditemukan subuh itu
di masjid dekat rumah sakit. Ketua panti juga memberi tahu lelaki yang tega menghamili gadis manis itu. Sungguh
sebuah rahasia besar sudah terkuak ini. Sekaan tak ada lagi awan yang
menghalangi terangnya sinar mentari siang ini.
***
Waktu persidangan telah tiba, hampir
saja Hakim memutuskan vonis untuk terdakwa jika wanita dari belakang hadirin
itu tidak berteriak mengacaukan kekhidmatan keputusan sidang. Siapa wanita itu?
Kebenaran apa yang akan diungkapkannya? Rahasia apa lagi dibalik pengakuan
wanita itu? Bukannnya semua sudah jelas? Bagaimana kelanjutan kisah asmara Dokter
Sholeh dan Dokter Ahlam? Apa hal yang melatarbelakangi hilangnya dokter Ahlam?
Novel
ini saya katakan begitu menginspirasi pembacanya untuk terus istiqomah dalam
berbuat kebajikan, jangan gentar terhadap rintangan yang akan kita hadapi dalam
jalan kebaikan itu. Jadilah kita sebagai Sholeh Sholeh dan Ahlam Ahlam
selanjutnya yang mampu berdiri tegak meski badai menerjang dan memaksa kita
untuk goyah.
***