Jumat, 01 Juli 2011

Esensi Syahadat

Mentoring pecan ini aku mendapatkan ide yang cukup menarik, yaitu menulis kembali materi yang telah disampaikan. Sebelumnya aku bertanya-tanya, tapi cukup dalam hati, karena tanpa dijawab oleh beliau pun manfaat menulis materi mentoring cukup terasa bagi diriku pribadi
            Materi mentoring pekan ini ialah esensi syahadat.
            Banyak orang islam yang terkadang masih belum mengerti dan memaknai betul arti syahadat. Kita coba flah back ke belakang, kita masuki kembali sejarah yang tertulis dalam tinta emas, yang semoga kita bisa jadikan pelajaran bagi kita di zaman ini.
Sejarah apa? Sejarah dimana bilal bin rabah ditindih oleh batu besar di tengah padang pasir yang dihiasi oleh hawa jazirah arab yang begitu menyengat dan seakan memanggang siapa saja yang berada didalamnya.
Beliau tetap enggan mengatakan latta dan uzza sebagai tuhannya, tetapi dirinya tetap menyebutkan Allah sebagi tuhan manusia satu-satunya. Jika kita pikirkan, apa yang menjadi landasan beliau untuk tetap teguh pendirian seperti itu? Jawabannya adalah pengaktualisasian dari Syahadat.
Esensi Syahadat dalam kehidupan kita saat ini contohnya dalam berorganisasi. Totalitas dalam sebuah organisasi merupakan salah satu wadah dalam pengaktualisasian syahadat.
Ketika diri ini di goncang kemalasan, diterpa angin acuh tak acuh, maka syahadat yang telah kita ucapkan perlu ditinjau ulang, apakah pengaktualisasiannya sudah benar?atau masuh harus diperbaiki?
Organisasi akan dipertanggung jawabkan. Bukan hanya kepada pembimbing nya saja melainkan tanggungjawab kepada sang pemilik kehidupan yakni Allah ta’ala. Ketika kita sudah benar-benar bersyahadar dan meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad rasul Alah maka kita tidak akan ragu dengan datangnya hari pertanggungjawaban itu. Maka kita harus berusaha mewujudkan yang terbaik dengan penuh totalitas.
Waallahu ‘ala’m bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kursor