Rabu, 22 Agustus 2012

Kisah Perjuangan pada 3 Masa yang Berbeda

            Waktu sahur tahun ini aku ditemani oleh tayangan kisah penuh perjuangan yaitu film Omar. Sudah dua orang teman Facebook ku yang men-Share kehebatan film ini. Bagaimana tidak, kita para penonton seakan dibawa menuju zaman dimana rasulullah dan para sahabatnya menegakkan Agama Islam.
        Dalam film itu kita bisa melihat situasi perang antara Kaum Muslimin melawan Kaum kafir. Unta-unta serta kuda seakan menjadi saksi berkobarnya jiwa kepahlawanan para pendahulu Islam. Debu-debu yang mengepul dari hasil pijakan hewan tunggangan yang berlarian itu juga menjadi bumbu pelezat sebagai penambah ketegangan suasana perang yang sedemikian dahsyat. Anak panah-anak panah, tombak serta tameng menjadi pemandangan tak terelakkan dalam situasi perang di zaman ini.
      Itu baru kisah perang pada 1 masa. Sekarang kita berlanjut pada suasana perang di era kemerdekaan yang belum lama ini aku saksikan tayangannya di TV. 3 rangkaian film perjuangan kemerdekaan itu benar-benar hebat dalam menggambarkan  suasana kemelut perang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara kita tercinta- Indonesia. Keanekaragaman suku di Indonesia terlihat jelas disini. Namun walapun berbeda, tetap satu tujuan yaitu Indonesia merdeka. Alat tempurnya pun masih sederhana, walau bukan dengan kendaraan unta dan kuda. Senjata yang digunakan tentara kita hanya sebilah bambu runcing serta diiiringi dengan berkobarnya semangat para pemudanya yang amat menginginkan Indonesia merdeka menjadikan tentara Indonesia berhasil mengusir penjajah. Peluh dan keringat terbayar sudah ketika melihat tentara penjajah mati tertancap bambu runcing yang baru mereka pahat tadi pagi. Benar-benar sungguh menegangkan. Ditambah aktor-aktornya yang sangat mendalami peran, sekaan kekurangan film ini tertutupi dengan aksi heroiknya.
           Namun, apakah kini perjuangan telah berakhir??? belum teman-teman. disini kita masih berjuang mengentaskan kemiskinan bangsa, merdeka dari penjajahan moral dan akhlak juga merdeka  penguasaan Iptek oleh bangsa lain.  Memang bukan perang dengan bom ataupun bambu runcing dan tentara bersenjata kuda lagi. Namun, perang kali ini lebih membutuhkan pemikiran tajam dan strategi canggih dengan cara belajar sunguh-sungguh dan menguasai Iptek.
 Semoga kita bisa meneladani akhlak Rasulullah dan sahabatnya sehingga kita bisa merdeka dari penjajahan pemikiran yang saat ini sedang berlangsung. Aamiin..
 
       
Otak kita bagai dicengkram kini.... Yuk melawan Ghazwal Fikri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kursor