Sabtu, 10 November 2012

Kepingan Cinta

        Kali ini sofia betul-betul kecewa pada mamah, karena selama ini ia sudah berkali-kali mendapat telefon dari ellena (Anak majikan mamahnya) yang meminta mamah untuk segera kembali ke Jakarta dengan satu alasan yaitu rindu. "Memang dia pikir dia siapa? begitu mudahnya meminta mamah untuk segera ke Jakarta, padahal aku saja sebagai anak kandung nya belum puas rasanya melepas rindu yang amat sangat membuncah dan hampir meledak jika saja mamah tidak pulang liburan ini" gumam sofia dalam hati, seketika dadanya dipenuhi rasa sesak juga cemburu.
        Sofia begitu rindu pada kehangatan kasih sayang mamah. Sejak sofia masih kecil, sang mamah mengadu nasib di kota metropolitan sebagai baby sitter, dan Sofia tinggal bersama bibi di kampung karena bapak telah lama meninggal dunia, dan pastinya kasih sayang seorang ibu kandung dan bibi sangat lah jauh berbeda. 
         Sofia tak sanggup melihat keadaan seperti ini, ia segera merebut handphone dari tangan mamah dan memutuskan pembicaraan antara mamah dan Ellena. "Sofia benci mamah !!" seru Sofia berlari menuju kamar dan terisak sendiri di dalamnya.
          Seminggu sudah Sofia bungkam, tak berucap sepatan kata pun pada mamah, bahkan sampai ketika mamah berpamitan sebelum kembali ke Jakarta ia tak juga berbicara. Namun ia baru tersadar bahwa mamah amat mencintainya ketika dompet sang mamah tertinggal di atas meja, ia membukanya dan menemukan foto dirinya di dalam dompet mamah serta tulisan yang terukir di belakang foto tersebut. "mamah akan berusaha sekeras mungkin agar hidup Sofia bahagia, bisa menjadi profesor serta menjadi seorang yang membanggakan mamah kelak. Mamah tak peduli meski harus mati sekalipun"
            Hati Sofia luluh, ia segera berlari ke luar rumah, mengejar langkah sang mamah yang mungkin belum jauh. Dengan penuh harap Sofia terus mengejar mamah meski kakinya terluka karena memang ia tak memakai alas kaki terlebih dahulu. Ia juga berharap mamah mau memberinya maaf serta berkesempatan untuk merekatkan kembali kepingan cinta sang mamah yang ia hancurkan beberapa waktu yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kursor