Senin, 27 Juni 2011

Hidayah dari Sepasang Mata


30 Agustus 2010
            Ini hari pertama ku kuliah
            Aku bukan lagi anak SMA dengan seragam putih abu, tapi kini aku adalah seorang mahasiswi.Sedikit bangga memang, karena sudah lama ku nantikan sebagai anak kuliah.
            Tapi sepertinya, kuliah pertama ku akan terlambat sampai di kampus, karena jarum jam di tanganku sudah menunjukan pukul 07.15. Memang tak butuh waktu lama untuk tiba di kampus, ya hanya butuh waktu 45 menit. Tetapi ini Jakarta, kendaraan sudah terlalu banyak dan memenuhi jalanan ibu kota, ya jika dihitung macet seperti ini, sekiranya butuh waktu kurang lebih 1 jam.
            Aku berjalan sedikit tergesa-gesa menuju terminal bus Kampung Melayu. Ya tak perlu naik angkot untuk tiba disana, karena memang rumahku bisa dibilang dekat dengan terminal.
            "Pulogadung…Pulogadung" bagitulah teriakan sang kenek metromini berusaha menarik penumpang sebanyak-banyaknya ya tentu saja unuk mendapatkan penghasilan yang banyak pula. Begitulah kerasnya Jakarta hingga setiap orang rasanya berjuang dan bergelut dengan hiruk pikuk Jakarta demi mendapatkan rupiah.
            Aku segera menaiki metromini yang akan membawaku segera menuju kampus. Untung saja tak perlu menunggu lama, karena metromini segera melaju menuju pulogadung. Hanya sebentar kurasakan metromini berjalan dengan mulus membelah jalan Ibu Kota, kini ia terdiam dalam kemacetan, walau beberapa kali berusaha mencoba mencari celah kosong di tengah kemacetan agar bias tetap melaju.
            Ada yang lebih menarik perhatianku dibanding kemacetan ini. Kenek metromini yang tadi berusaha keras menarrik penumpang sebanyak-banyaknya. Aku tak sengaja melihat kedua kakinya diantara kaki penumpang lain yang berdiri. Masya Allah kakinya besar sekali dan membiru.
            Entah penyakit apa yang sebenarnya sedang dideritanya, aku tak terlalu mengerti ilmu kesehatan, tapi yang aku tahu bahwa penyakit cirri-ciri kaki yang membesar yaitu penyakit kaki gajah. Semakin ku perhatikan kakinya semakin aku merasa simpati padanya.
            Tanpa sadar mataku pun selalu memperhatikan pria yang kutaksirkan umurnya sekitar 30 tahunan. Terselip perasaan simpati dan dari dia lah kiranya aku bias belajar banyak hal. Salah satunya, aku bisa belajar dari kegigihannya yang terus bekerja demi mendapatkan rupiah dengan ditopang kedua kakinya yang membesar dan membiru.
            Sesekali kulihat raut wajahnya merintih kesakitan. Entah rasa sakit seperti apa yang kini dirasakannya. Yang jelas, aku bisa mengambil pelajaran darinya. Terimakasih abang kenek mtromini.

30 Agustus 2010
            Sial….. sial….
            Hari ini aku tak seberuntung kemarin-kemarin. Sepertinya gara-gara ada gadis berjilbab biru tadi sehingga aku tidak berhasil menggasak satu dompetpun. Matanya selalu tertuju padaku. Entah apa yang diiperhatikannya dariku tapi aku tetap merasa tidak nyaman diperhatikan seperti itu juga tak bisa dengan leluasa melaksanakan "pekerjaan sampingan"ku.
            Apa jadinya jika aku berhasil mengambil sebuah dompet, tetapi ada sepasang mata yang mengetahui perbuatanku. Bisa-bisa aku menjadi sasaran pukulan empuk massa atas apa yang aku lakukan.
            Tapi entah mengapa, pandangan matanya begitu teduh, hingga aku merasa diriku penuh dosa atas apa yang telah ku perbuat. Aku merasa penyakit yang ku derita saat ini merupakan sebuahteguran dari Allah swt atas perbuatan dosa yang pernah aku lakukan.
            Ya Rabb….Setiap kali kulihat matanya, aku semakin tak kuasa dan semakin merasa berdosa. Apa yang terjadi pada diriku? Apa ini hidayah Mu? Agar aku kembali pada jalan yang dirihoi Mu, agar aku tak kembali mengulang perbuatan yang berujung dosa . Jika memang benar Ampuni aku ya Rabb…
            Terimakasih gadis berjilbab biru, kau memberiku banyak pelajaran hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kursor