Rezeki Allah
sungguhlah luas. Tak ada manusia yang mampu menuliskan nikmat dan rezeki yang
Allah hadirkan untuk umatnya. Rezeki bukan hanya uang yang ada dalam genggaman
kita melainkan seluruh aspek kehidupan yang terkadang manusia lupa untuk
mensyukurinya, bahkan nafas yang kita hembuskan merupakan rezeki besar yang
patut kita syukuri. Mata yang berkedip secara reflek tanpa perlu dikomando oleh
diri kita pun sesuatu yang luar biasa yang wajib disyukuri dengan menambah amal
kebaikan demi Allah semata.
Yang dibahas
kali ini mengenai rezeki manusia yang berupa uang. Sadarkah kita bahwa dari
tiap rupiah demi rupiah yang kita miliki itu terdapat hak orang-orang tak
mampu, baik yang memimta-minta baik yang tidak. Nah terkadang kita masih enggan
memberikan hak itu, terlebih adanya suatu ‘pemikiran’ yang menurut ku sedikit
janggal yang kini dicanangkan oleh kementrian sosial RI. Pemikiran mengenai, pemberian uang untuk anak
jalanan dan peminta-peminta. Adanya peraturan tak tertulis bahwa kita tidak
boleh memberi uang kepada pengemis, karena dikhawatirkan, orang-orang yang
mngemis itu makin betah dan nyaman dengan aktifitas mengemisnya. Memang sih,
pemikiran ini ada baiknya, namun apakah kondisinya akan seperti ini terus? Aku
yakin mereka (sang pengemis, pengamen dan konco-konconya) itu memiliki keluarga
yang butuh makan serta butuh penghidupan yang layak. Jika mereka punya pilihan
tentu mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh bukan mengemis. Segala rasa
malu dihapusnya agar keluarganya bisa makan dan hidup layak.
Lalu, apakah
dengan tidak memberikan uang kepada ‘orang-orang’ seperti itu dapat
menyelesaikan masalah? Tentu saja pemerintah hendaknya telah menyiapkan
strategi khusus untuk mengatasi persoalan tersebut. Ingat undang-undang nya
bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Maka
dipelihara disini bukannya memeilihara seperti kita memelihara tanaman agar
tumbuh subur. Bahaya jika fakir miskin dan anak terlantar tumbuh subur di
Negara kita, kapan kita akan menjadi Negara yang terdepan? Menurut saya
melihara disini yaitu menyediakan penghidupan yang layak, namanya juga pemimpin
berarti ia rela mengabdi sepenuh hati, bukankah pemimpin itu wajib mengabdi
pada rakyat karena rakyat disini posisinya sebagai majikan dan pemerintah
sebagai abdi Negara. Selain itu pemerintah juga hendaknya memberdayakan potensi
sumber daya alam manusia Indonesia yang luarr biasa ini. Semoga Indonesia bisa menjadi Negara terdepan
dan panutan bagi Negara lain. Amiinnn…. Love U my Country :*
Ditulis pada hari Senin, 15
Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar