Selasa, 16 Oktober 2012

Sedikit Janggal


            Rezeki Allah sungguhlah luas. Tak ada manusia yang mampu menuliskan nikmat dan rezeki yang Allah hadirkan untuk umatnya. Rezeki bukan hanya uang yang ada dalam genggaman kita melainkan seluruh aspek kehidupan yang terkadang manusia lupa untuk mensyukurinya, bahkan nafas yang kita hembuskan merupakan rezeki besar yang patut kita syukuri. Mata yang berkedip secara reflek tanpa perlu dikomando oleh diri kita pun sesuatu yang luar biasa yang wajib disyukuri dengan menambah amal kebaikan demi Allah semata.
            Yang dibahas kali ini mengenai rezeki manusia yang berupa uang. Sadarkah kita bahwa dari tiap rupiah demi rupiah yang kita miliki itu terdapat hak orang-orang tak mampu, baik yang memimta-minta baik yang tidak. Nah terkadang kita masih enggan memberikan hak itu, terlebih adanya suatu ‘pemikiran’ yang menurut ku sedikit janggal yang kini dicanangkan oleh kementrian sosial RI.  Pemikiran mengenai, pemberian uang untuk anak jalanan dan peminta-peminta. Adanya peraturan tak tertulis bahwa kita tidak boleh memberi uang kepada pengemis, karena dikhawatirkan, orang-orang yang mngemis itu makin betah dan nyaman dengan aktifitas mengemisnya. Memang sih, pemikiran ini ada baiknya, namun apakah kondisinya akan seperti ini terus? Aku yakin mereka (sang pengemis, pengamen dan konco-konconya) itu memiliki keluarga yang butuh makan serta butuh penghidupan yang layak. Jika mereka punya pilihan tentu mereka akan bekerja dengan sungguh-sungguh bukan mengemis. Segala rasa malu dihapusnya agar keluarganya bisa makan dan hidup layak.
            Lalu, apakah dengan tidak memberikan uang kepada ‘orang-orang’ seperti itu dapat menyelesaikan masalah? Tentu saja pemerintah hendaknya telah menyiapkan strategi khusus untuk mengatasi persoalan tersebut. Ingat undang-undang nya bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Maka dipelihara disini bukannya memeilihara seperti kita memelihara tanaman agar tumbuh subur. Bahaya jika fakir miskin dan anak terlantar tumbuh subur di Negara kita, kapan kita akan menjadi Negara yang terdepan? Menurut saya melihara disini yaitu menyediakan penghidupan yang layak, namanya juga pemimpin berarti ia rela mengabdi sepenuh hati, bukankah pemimpin itu wajib mengabdi pada rakyat karena rakyat disini posisinya sebagai majikan dan pemerintah sebagai abdi Negara. Selain itu pemerintah juga hendaknya memberdayakan potensi sumber daya alam manusia Indonesia yang luarr biasa ini.  Semoga Indonesia bisa menjadi Negara terdepan dan panutan bagi Negara lain. Amiinnn…. Love U my Country :*

Ditulis pada hari Senin, 15 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kursor